Serangan perangkat pemeras WannaCry (atau WannaCrypt, WanaCrypt0r 2.0, Wanna Decryptor) adalah sebuah perangkat tebusan. Pada Mei 2017, serangan siber skala besar menggunakan perangkat ini diluncurkan, menginfeksi lebih dari 75.000 komputer di 99 negara, menuntut pembayaran tebusan dalam 20 bahasa
.
Serangan ini mengenai Telefónica dan beberapa perusahaan besar lainnya di Spanyol, serta sebagai dari National Health Service (NHS), FedEx dan Deutsche Bahn. Sasaran lain di setidaknya 99 negara juga melaporkan penyerangan sekitar waktu yang sama. Lebih dari 1.000 komputer di Kementerian Urusan Dalam Negeri Rusia, Kementerian Darurat Rusia dan perusahaan telekomunikasi Rusia MegaFon, telah dilaporkan terinfeksi.
WannaCry diyakini menggunakan exploit EternalBlue, diduga dikembangkan oleh Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat untuk menyerang komputer yang menjalankan sistem operasi Microsoft Windows. Meskipun tambalan untuk mengatasi kerentanan ini telah dikeluarkan pada tanggal 14 Maret 2017, keterlambatan dalam penerapan pembaruan keamanan membuat beberapa pengguna dan organisasi tetap dalam kondisi rentan. Di Indonesia, perangkat ini menyerang sejumlah komputer di berbagai rumah sakit umum dengan permintaan uang tebusan Rp 4.000.000 untuk mengembalikan komputer ke sediakala. Vektor infeksi yang diklaim, EternalBlue, dirilis oleh kelompok peretas The Shadow Brokers
pada tanggal 14 April 2017bersama dengan alat lain yang tampaknya bocor dari Equation Group, diyakini merupakan bagian dari Badan Keamanan NasionalAmerika Serikat.
EternalBlue memanfaatkan kerentanan MS17-010 dalam implementasi protokol Server Message Block (SMB) Microsoft. Microsoft telah merilis sebuah "critical" advisory, bersamaan dengan pembaruan tambalan untuk mengatasi kerentanan sebulan sebelumnya, pada tanggal 14 Maret 2017. Tambalan ini memperbaiki beberapa versi workstation dari sistem operasi Microsoft Windows, termasuk Windows Vista dan Windows 8.1, serta versi server dan embedded seperti Windows Server 2008 dan Windows Embedded POSReady 2009, namun bukan Windows XP yang lebih tua, menurut Microsoft.
Seperti yang diberitakan di beberapa media baik di dalam ataupun luar negeri, telah terjadi fenomena serangan siber di beberapa negara, termasuk Indonesia. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan menyampaikan serangan siber ini bersifat tersebar dan masif serta menyerang critical resource (sumber daya sangat penting), maka serangan ini bisa dikategorikan teroris siber.
Di Indonesia, berdasarkan laporan yang diterima oleh Kominfo, serangan ditujukan ke Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais. Dengan adanya serangan siber ini kami minta agar masyarakat tetap tenang dan meningkatkan kehati hatian dalam berinteraksi di dunia siber.
Semmy menjelaskan serangan siber yang menyerang Indonesia berjenis ransomware. Ransomware adalah sebuah jenis malicious software atau malware yang menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau meng-encrypt semua file yang ada sehingga tidak bisa diakses kembali. Tahun ini sebuah jenis ransomware baru telah muncul dan diperkirakan bisa memakan banyak korban. Ransomware baru ini disebut Wannacry. Wannacry ransomware mengincar PC berbasis windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi SMB yang dijalankan di komputer tersebut. Saat ini diduga serangan Wannacry sudah memakan banyak korban ke berbagai negara. Oleh karena itu penting untuk melakukan serangkaian tindakan pencegahan dan juga penanganan apabila terjadi insiden.
Infeksi dan Penyebaran :
Wannacry menginfeksi sebuah computer dengan meng-enkripsi seluruh file yang ada di komputer tersebut dan dengan menggunakan kelemahan yang ada pada layanan SMB bisa melakukan eksekusi perintah lalu menyebar ke computer windows lain pada jaringan yang sama. Semua komputer yang tersambung ke internet yang masih memiliki kelemahan ini apalagi komputer yang berada pada jaringan yang sama memiliki potensi terinfeksi terhadap ancaman Wannacry. Setiap komputer windows yang sudah terinfeksi akan mendapatkan tampilan seperti gambar page di atas.
Dari tampilan diketahui bahwa Wannacry meminta ransom atau dana tebusan agar file file yang dibajak dengan enkripsi bisa dikembalikan dalam keadaan normal lagi. Dana tembusan yang diminta adalah dengan pembayaran bitcoin yang setara dgn 300 dollar amerika. Wannacry memberikan alamat bitcoin untuk pembayarannya. Disamping itu juga memberikan deadline waktu terakhir pembayaran dan waktu dimana denda tebusan bisa naik jika belum dibayar juga.
Tindakan Pencegahan sebelum infeksi :
Lakukan beberapa langkah berikut untuk tindakan pencegahan dari terinfeksi malware ransomare jenis wannacry,
Cabut Kabel LAN/Wifi
Lakukan Backup Data
Update Anti-Virus
Update security pada windows anda dengan install Patch MS17-010 yang dikeluarkan oleh microsoct. Lihat : https://technet.microsoft.com/en-us/library/security/ms17-010.aspx
Jangan mengaktifkan fungsi macros
Non aktifkan fungsi SMB v1
Block 139/445 & 3389 Ports
Ulangi, selalu backup file file penting di komputer anda dan di simpan backupnya ditempat lain
Tindakan Setelah Infeksi :
Saat ini belum ada solusi yang paling cepat dan jitu untuk mengembalikan file file yang sudah terinfeksi wannacry. Akan tetapi memutuskan sambungan internet dari komputer yang terinfeksi akan menghentikan penyebaran wannacry ke komputer lain yang rentan vulnerable.
Sebagai tambahan yang sangat penting, ID-SIRTII menghimbau agar pada hari Senin besok dan kantor akan buka, mohon diwaspadai ancaman ini dan melakukan hal-hal sebagai berikut :
Agar PC-PC dan bentuk Komputer Personal dan Jaringan lainnya jangan terhubung ke LAN dan Internet dulu,
Terlebih dahulu lakukan backup data penting,
Pastikan software anti virus sudah update serta security patch yang disarankan oleh microsoft dilakukan terlebih dahulu.
Leave a Comment