Curug Munding adalah salah satu air terjun yang terletak di Desa Cicaringin, Kecamatan Gunungkencana Lebak, Banten. Air terjun ini memiliki curahan air terjun yang lebar dengan lokasi yang relatif dekat dengan perkampungan penduduk dan persawahan yang asri. Destinasi wisata ini berjarak sekitar 58 kilometer dari pusat Kabupaten Lebak, Rangkasbitung, dan sekitar 133 kilometer dari Jakarta denga Titik koordinat 6°45′17,11″LU 106°59′7,52″BT
Sejarah
Terdapat sejarah unik terkait penamaan Curug Munding, karena Munding dalam Bahasa Sunda berarti kerbau. Hal tersebut diyakini masyarakat karena pada zaman dahulu ada seekor kerbau yang melompat dari atas air terjun. Dari kejadian tersebut kemudian warga menamai air terjun ini dengan nama Curug Munding.
Menurut penuturan masyarakat sekitar, nama “Curug Munding” terdiri dari dua suku kata Bahasa Sunda yaitu “Curug” yang berarti “Air Terjun” dan “Munding” yang berarti “Kerbau” yang jika disatukan berarti Air Terjun Kerbau. Menurut cerita yang beredar di masyarakat dan tentunya telah mereka terima dari para orang-orang tua terdahulu secara turun-temurun, konon pada zaman dahulu ada seekor kerbau yang berjalan di atas Curug itu dan kemudian kerbau tersebut terjatuh kedasarnya, Nah, semenjak saat itulah Air Terjun tersebut dikenal dengan nama Curug Munding Hingga saat ini.
Letaknya yang berada di pelosok kecamatan Gunung Kencana membuat keberadaan Curug Munding belum terlalu banyak diekspose dan diketahui oleh para pegiat alam dan penyuka tantangan sehingga pengunjung yang datang kesini pun relatif masih sangat sedikit. Namun demikian, setidaknya hampir setiap akhir pekan selalu ada pengunjung baik dari daerah atau bahkan luar kota yang datang untuk menikmati keperawanan curug yang satu ini.
Para pengunjung yang datang kesini pastinya tidak akan menyesal meskipun harus berjalan cukup jauh menguras tenaga, karena semua perjuangan itu akan terbayarkan dengan pesona keindahan dan kealamian Curug ini yang bisa membuat siapapun terpana ketika melihatnya. Suara deburan air yang jatuh memecah kesunyian hutan di sekelilignya, dan hembusan angin yang datang membawa butiran air membelai tubuh yang lelah karena perjalanan, sungguh inilah salah satu bukti nyata keagungan Tuhan yang tak ternilai harganya.
Leave a Comment